Sebagai investor pemula, masa pandemi merupakan masa yang dibutuhkan langkah cermat dan hati-hati dalam menempatkan dana. Beberapa investor ada yang kembali ke instrumen investasi konvensional, tapi ada juga yang justru menyarankan membeli saham di saat harganya sedang diskon.
Investasi bertujuan agar dana yang dialokasikan bisa bertambah berkali lipat. Tapi kadang ada juga yang salah kaprah, berinvestasi dengan menggunakan pinjaman uang. Belum lagi di masa pandemi seperti ini, jenis investasi yang dipilih akan mempengaruhi keuangan di masa depan.
Nah, supaya tidak bingung investasi apa yang relatif aman di masa pandemi, berikut kita ulas satu persatu keuntungan serta risikonya masing-masing, berikut ini:
1. Saham tahan pandemi
Dalam kondisi pandemi, harga beberapa saham blue chip atau dengan market tinggi mengalami diskon harga. Saham-saham yang layak dikoleksi hingga masa pensiun ini mengalami penurunan besar-besaran dengan istilah didiskon.
Nah, jenis saham tahan pandemi inilah yang perlu kamu pelajari dan analisa sendiri. Diantaranya saham yang bergerak di bidang telekomunikasi, makanan, keuangan, dan kesehatan. Beberapa jenis saham tersebut termasuk yang tahan banting karena produknya tetap dibutuhkan masyarakat.
Namun risikonya tentu kamu harus membeli di waktu yang tepat. Jika tidak, kamu bisa membelinya terlalu mahal sementara harga sahamnya terus turun. Tipsnya lakukan pembelian secara bertahap, jadi jangan dihabiskan dananya di sesi perdana, tapi dicicil sampai harga saham tersebut stabil dengan harga diskon.
2. Investasi konvensional seperti emas
Harga emas per awal Agustus 2020 sudah tembus Rp1 jutaan per gram. Inilah yang pada akhirnya membuat masyarakat pun kembali berinvestasi pada logam mulia. Selain mudah dicairkan, saham tetap menjadi primadona. Namun, salah satu risikonya adalah bisa hilang dicuri jika tidak disimpan di deposit box. Jika harus disimpan atau dititipkan di deposit box, tetap ada harga sewa deposit yang harus dibayarkan.
3. Deposito aman meski cuan rendah
Beberapa produk deposito bank memang memberikan bunga lebih tinggi daripada bunga tabungan. Keuntungannya dana pun tetap aman disimpan di bank. Tetapi, jika dalam kondisi darurat dibutuhkan, dana bisa diambil dengan membayar denda.
4. Fintech lending?
Ada empat jenis fintech di Indonesia, salah satunya adalah peer 2 peer lending. Semacam marketplace yang mempertemukan antara investor dengan pelaku usaha (debitur) dengan sebuah platform. Untuk yang satu ini tetap ada risikonya yaitu gagal bayar dari debitur.
5. Obligasi atau surat utang
Surat utang sudah lebih tinggi bunganya dibandingkan dengan deposito. Instrumen ini termasuk yang aman dan tahan pandemi.
Selain memikirkan investasi, kamu juga perlu mencari cara bagaimana mendapatkan tambahan penghasilan di masa pandemi. Salah satunya dengan berusaha berjualan makanan, alat kesehatan, hingga jasa kreatif lainnya.
Untuk modalnya bisa pinjam langsung dari Kredivo. Kredivo memberikan pinjaman untuk usaha dengan kredit limit sampai dengan Rp30 juta. Ada pinjaman mini dengan minimal pinjaman Rp500 ribu atau pinjaman jumbo dengan minimal pinjaman uang Rp1 juta. Tenornya bisa pilih 3, 6 dan 12 bulan.
Paling pentingnya lagi bahwa Kredivo sudah terdaftar secara resmi di OJK dengan nama PT FinAccel Digital Indonesia dengan nomor registrasi S-236 / NB.213 / 2018.
Selain itu, Kredivo juga bisa digunakan untuk bayar ini itu setiap bulan. Mulai dari pembelian pulsa listrik, pembayaran PDAM, tagihan telepon hingga belanja offline di McD ataupun IKEA dan 350+ merchant lainnya yang sudah bekerjasama dengan Kredivo. Belanja apa saja bisa dicicil dengan bunga 2,6% saja per bulan! Atau bisa juga memanfaatkan pay later Kredivo. Belanja hari ini bayar 30 hari kemudian dengan bunga 0%.
Unduh sekarang aplikasi resminya di Google Play Store ataupun di App Store dan lakukan pendaftaran dengan sangat mudah.